Rabu, 22 September 2021

MEMMANG B. LAMPUNG KELAS 8



MEMMANG

1. Tujuan belajar,


semua siswa mampu mengidentifikasi teks memmang . dan dapat menghafalkan salah satu memmang secara lisan dalam bahasa lampung.
2. kegiatan pembelajran.

a. membaca pengertian memmang berdasarkan materi yang akan disampaikan dibawah ini.

b. membedakan jenis memang dari berbgai sumber media

c. memahami makna memmang

d. uji pengetahuan

e. uji keterlampilan.

3. pengertian memmang.

MEMANG disebut juga dalam bahasa lain yaitu Mantra, mantra itu sendiri adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib, seperti dapat menyembuhkan orang yang sedang menderita sakit, dapat mendatangkan celaka, dan sebagainya. Dalam kehidupan etnis Lampung, mantra dikenal dengan istilah memmang. Nama memmang bermacam-macam, ada yang disebut asihan (penarik simpati orang), pebukem/(pebukom (membuat orang tidak dapat berbicara), peghepek/peggheppok balung (penghilang kekuatan seseorang Dalam kehidupan Lampung jaman dulu, mantra mempunyai kekuatan gaib. Dengan mantra, alam pikiran seseorang dapat berhubungan dengan hal-hal supranatural sehingga dengan membacakan mantra, sesuatu yang menurut logika tidak mungkin trjadi menjadi kenyataan. Bagi yang percaya terhadap kekuatan mantra, mantra dapat berfungsi atau dapat digunakan untuk:


a. memperkuat mental dan percaya diri.
b. mengusir roh jahat, misalnya kesurupan, menggangu kehidupan manusia
c. mengobati orang sakit,
d. mengalahkan kekuatan alam sekitar, menjinakan binatang buas.
e. menundukan hati seseorang.


Di daerah Lampung, pada umumnya mantra berbentuk frasa (kelompok kata) atau berbentuk kalimat. Ada yang tersusun berirama saperti pantun. Contoh:


a. Untuk menguji kesetian seseorang Kain andak sulam setegha Ki temmen sayang di nyak, pusau pudak ghik dada Artinya; Kain putih bersulam sutra Jika benar sayang pada saya, usap muka dan dada


b. Agar disegani orang Ngegelepegh nago sati, ijo sai guremeu Tunduk sagalo penunggeu bumei, sembah gureumeu .


4. jenis jenis memmang
1. Memmang untuk menyembuhkan penyakit (dialek api Kalianda):


Jalak punai, jalak khayoh, Jalak punai (burung), kerak periuk
Kacak munyai, naken bayoh. Lebih baik sembuh, dari pada bengkak
Peh... tawakh..! (peh..disembur), hilanglah penyakit!

Badan makhing, muloh munyai, Badan sakit, kembali sembuh
Kenyuwohan hati, muloh wakhas. Kebencian hati, kembali waras

Gatolni timbul, goh lalakni cabik Gatalnya jelatang, seperti pedasnya cabe
Lebon lijung, tanyut di hangkikhat Hilang pergi, hanyut di alam tak nyata
(lenyap)


2. Memang pada waktu di tangah khalayak (dialek nyow):


Jang kejakjeng, Seribu sattep, Duduk-duduk, dari seluruh yang duduk,
Nyak sayan sai mejeng Saya sendiri yang duduk,
di lem mato atei Nabi Muhammad. Menjadi pusat perhatian (karena kagum)
umat Nabi Muhammad

3. Memang (mantra) dalam bercocok-tanam (dialek nyow):

Nyak ngittarken nikeu lapah, Saya mengantarkan engkau pergi,
Unut jamomeu sai ramik. Carilah temanmu yang ramai (banyak)


Maksudnya: agar bibit yang ditanam dapat tumbuh dan berbuah melimpah ruah


Secara umum memmang tumbuh dalam kehidupan masyarakat Lampung di latar belakangi oleh adanya kepentingan-kepentingan tertentu yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan yang dianut. Tumbuhnya keyakinan ini karena adanya pengalaman masyarakat dalam keberhasilannya dalam mencapai kepentingan tertentu melalui bantuan memmang secara terus menerus. Misalnya, dalam proses pengobatan darurat terhadap tubuh yang bengkak akibat benturan, biasanya masyarakat serta merta meniupnya. Agar tiupan itu lebih mujarap, maka diucapkan kata-kata atau doa kesembuhan dengan keyakinan yang mendalam.


Oleh karena begitu percayanya sipenderi­ta semakin tersugesti, sehingga ada perasaan bahwa dirinya sudah berobat dan akan sembuh. Dalam jangka satu atau dua hari dirasa­kan penyakit semakin berangsur sembuh, sehingga pada akhirnya tumbuhlah kepercayaan bahwa memmang tersebut cukup ampuh. Pada persoalan yang sama pada waktu yang lain sepanjang masa cara-cara pengobatan memmang ini dipakai secara turun temurun sampai batas tradisi belum terkoyak oleh tumbuhnya pengalaman dan pengetahuan baru yang rasional, maka selama itu pula memmang masih berlaku dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.




14 komentar:

  1. Nama : Samuel Christopher Kesuma
    Kelas : 8F
    Absen : 19
    Hadir

    BalasHapus
  2. Nama: Stefanie Filia Christie
    Kelas: 8F
    Absen: 24
    Hadir

    BalasHapus
  3. Nama : Angela Halim
    Kelas : 8F
    No absen : 01
    Hadir

    BalasHapus
  4. Nama : Gusti putu Nara pranata
    Absen:11
    Kelas: 8F
    Hadir

    BalasHapus
  5. Nama : Fredericha Trysya Marchelina
    Kelas : 8F
    Absen : 07
    Hadir

    BalasHapus
  6. Nama:FRANSISKUS DWI JULYANTO
    Kelas:8F
    Absen:06
    Hadir

    BalasHapus
  7. Nama:Josua Imanuel Siahaan
    Kelas:8F
    Absen:15
    Hadir

    BalasHapus
  8. Nama : Vania Zetri Sihotang
    Kelas: 8F
    Absen: 25
    Hadir

    BalasHapus
  9. Nama : Natasha Silfania
    Kelas : 8F
    Absen : 16
    Hadir

    BalasHapus
  10. Nama : Martin A.H Siregar
    Kelas: 8E
    Absen: 24
    Hadir

    BalasHapus
  11. Nama: Aliecia Cefta Gunawan
    Kelas: 8E
    Absen: 3
    Hadir

    BalasHapus